Part 1: Web Accessibility, Sebuah Pengantar

Web accessibility
Image: generated with AI

Internet merupakan revolusi dalam sejarah peradaban manusia. Menjadikan segala sesuatu, termasuk ilmu pengetahuan dan informasi, bisa diakses oleh siapa saja, dari mana saja. Menjadikan hidup kita jauh lebih mudah.

Namun, setiap manusia diciptakan dengan kelebihan dan keterbatasan masing-masing, fisik maupun mental. Sebagai contoh, teman Tuli yang tidak bisa menikmati video Youtube Anda, kawan-kawan tunanetra yang tidak bisa membaca artikel blog Anda, atau seperti salah satu kawan saya yang buta warna dan berkali-kali nyasar di belantara internet karena salah mengklik link.

Keterbatasan manusia inilah yang menjadikan internet sulit diakses oleh sebagian orang, menjadikan mereka sebagai manusia-manusia yang tertinggal di belakang.

Kabar baiknya, kita bisa mencegah itu terjadi. Kita bisa membuat mereka, orang-orang dengan keterbatasan, mendapatkan akses dan kemudahan yang sama yaitu dengan menerapkan accessibility.


Accessibility Adalah …

Dalam konteks web development, accessibility atau aksesibilitas adalah sebuah praktik dengan tujuan agar website dapat diakses oleh setiap orang, termasuk para disabilitas. Accessibility sering juga disebut dengan istilah “A11y”, dibaca “aye-eleven-why”.

Sebetulnya, aksesibilitas situs web bukanlah barang baru. Kesadaran bahwa internet dan web adalah hak semua orang telah ada sejak 26 tahun silam, tepatnya tahun 1999. World Wide Web Consortium (W3C), organisasi yang menetapkan standar web, mencetuskan sebuah project yang dinamai The W3C Web Accessibility Initiative (WAI).

Melalui WAI, diterbitkanlah Web Content Accessibility Guidelines atau WCAG 1.0 yang berisi panduan tentang web yang accessible. Panduan ini terus dikaji dan diperbarui. Panduan terbaru adalah WCAG 2.2 yang dirilis pada 5 Oktober 2023 lalu. Sedangkan WCAG 3.0 yang diterbitkan pada Desember 2024 masih berupa Working Draft.


Jenis-Jenis Disabilitas

Jenis-jenis disabilitas

Menurut The W3C Web Accessibility Initiative (WAI), ada lima golongan yang dikelompokkan sebagai disabilitas. Tetapi harap diingat bahwa kata “disabilitas” di sini tidak terbatas pada para penyandang disabilitas pada umumnya, tetapi juga mencakup orang-orang yang disable karena situasi.

Dengan kata lain, cakupannya luas dan kita yang panca inderanya “normal” pun bisa saja termasuk ke dalamnya.

  1. Disabilitas Auditori: orang dengan gangguan pendengaran

    Mencakup teman Tuli dan yang memiliki gangguan pendengaran karena faktor lainnya, manula misalnya. Gangguan pendengaran juga bisa bersifat situasional. Contoh, apabila kita sedang berada di tengah keramaian atau terdapat masalah pada perangkat sehingga tidak ada suara.

    Itu sebabnya konten-konten video dan audio perlu diberi subtitle atau teks, akan lebih bagus apabila tersedia transkrip agar bisa dibaca.

  2. Disabilitas Visual: orang yang memiliki gangguan penglihatan

    Gangguan penglihatan di sini tak hanya tunanetra, tapi juga mereka yang buta warna, low-level vision (misalnya lansia, pengidap katarak, orang dengan glaukoma), atau manusia yang matanya silindris + minus seperti saya.

    Para tunanetra biasanya mengakses web dengan bantuan screen reader sehingga konten web akan dibacakan. Kalau Anda ingin mendapat bayangan bagaimana rasanya, di browser ada fitur “Read aloud”.

  3. Disabilitas Kognitif: orang dengan gangguan kognitif dan kemampuan belajar

    Meliputi gangguan dalam pemrosesan informasi, memori, perhatian, dan kemampuan belajar. Termasuk orang dengan ADHD, spektrum autisme, disleksia, demensia, atau karena faktor usia.

    Bukan itu saja, ganguan kesehatan mental juga termasuk pada kategori disabilitas ini. Misalnya orang dengan depresi, gangguan kecemasan, PTSD, atau gangguan mental lainnya. Sebagai pasien gangguan kepribadian Borderline Personality Disorder (BPD), I can confirm this.

  4. Disabilitas Fisik: orang dengan gangguan pada fisik dan motorik

    Meliputi gangguan mobilitas dan keterampilan motorik. Termasuk otot-otot yang lemah sehingga sulit digunakan atau keterbatasan yang menyebabkan seseorang sulit mengendalikan. Contohnya orang yang diamputasi, terutama di bagian tangan dan jari. Contoh lainnya adalah orang dengan arthritis atau radang sendi, tremor, epilepsi, bahkan rematik.

    Orang dengan disabilitas fisik memiliki pilihan terbatas saat mengakses sebuah website dan komputer. Misalnya ada yang hanya bisa menggunakan keyboard, yang hanya bisa menggunakan mouse, ada juga yang menggunakan trackball.

  5. Disabilitas Bicara: orang dengan gangguan atau keterbatasan dalam komunikasi verbal

    Orang dengan disabilitas bicara menghadapi hambatan dalam menggunakan layanan berbasis suara, seperti hotline services atau aplikasi yang dioperasikan melalui suara. Juga akan mengalami kesulitan apabila kontak hanya berupa telepon, itu sebabnya perlu disediakan kontak berbasis teks, misalnya email atau chat.

    Contoh disabilitas bicara adalah gagap, disartria (gangguan bicara yang menyebabkan kesulitan mengucapkan kata-kata dengan jelas), apraksia, dan sebagainya.

  6. Disabilitas Situasional

    Poin ini sengaja saya tambahkan untuk memberi gambaran yang lebih jelas. Ada saat ketika fisik dan mental kita tidak memiliki keterbatasan, tetapi situasi sangat tidak mendukung. Misalnya, seseorang yang mengakses website atau aplikasi melalui smartphone dengan satu tangan sementara tangan yang lain sedang mengendong anak, di pinggir jalan raya, gerimis pula.

    Mamah-mamah pasti familiar dengan situasi tersebut. 😂

    Contoh lainnya, ketika seseorang berada di tempat yang sangat terang atau sangat redup sehingga kesulitan melihat layar pada perangkat mereka.


Artikel ini merupakan bagian pertama dari series Web Accessibility. Sebagai pondasi sebelum kita ngobrol tentang masalah teknis.

Di bagian kedua kita akan membahas tentang ciri-ciri web yang accessible agar para web developer mendapat bayangan yang lebih jernih sehingga dapat dipraktikkan di web yang sedang dikembangkan. (eL)

Langit Amaravati

Langit Amaravati

Web developer, graphic designer, techno blogger.

Suka dengan artikel-artikel di blog ini dan merasa mendapatkan manfaatnya? Dukung saya dengan mentraktir kopi. Dengan dukungan Anda, saya dapat terus menulis dan berkarya.

Hatur nuhun!

Traktir Kopi