Ritual Mikro, Dampak Makro: Studi Kecil tentang Yuri Bathroom Cleaner
Tanpa makanan, tubuh manusia hanya bisa bertahan selama beberapa minggu. Tanpa air, kita hanya bisa bertahan selama tiga hari. Ironisnya, air dan tanah, dua elemen yang menopang seluruh kehidupan, tidak akan bertahan selamanya. Tak hanya jumlahnya yang berkurang, kualitasnya pun semakin menuju titik curam.
Sekitar 2 miliar orang di seluruh dunia menggunakan sumber air minum yang terkontaminasi oleh feses, meningkatkan risiko penyakit seperti kolera dan diare (UNESCO WWDR 2022). Dari 120 negara, hanya 56% badan air (sungai, danau, dan air tanah) yang memiliki kualitas air "baik" (UNSD 2023).
Tak hanya air yang tercemar, tanah pun mengalami degradasi dari hari ke hari, yaitu penurunan kualitas dan kuantitas serta fungsi ekologisnya.
Berdasarkan data dari United Nations Convention to Combat Desertification (UNCDD) dan Food and Agriculture Organization of the United Nations (FAO), sekitar 33%-40% tanah telah terdegradasi, sebagian besar disebabkan oleh pencemaran tanah (bahan kimia berbahaya, limbah, pestisida, dll).
Memang, Bumi masih dapat menopang kehidupan umat manusia dan seluruh penghuninya hingga 1-2 miliar tahun ke depan. Namun, apabila pencemaran terus-menerus terjadi, bisa saja angka ini sudah tak relevan lagi.
Pertanyaan besarnya adalah, apa yang bisa kita lakukan agar Bumi tetap lestari? Apa yang bisa kita lakukan sebagai individu dan masyarakat agar Bumi, planet biru yang kita tinggali ini, tak "sakit" lagi?
Dampak Pencemaran Air dan Tanah
bagi Bumi dan Para Penghuni

Pencemaran air dan tanah berdampak signifikan terhadap keberlangsungan Bumi dan makhluk hidup di dalamnya, antara lain:
- Dampak terhadap kesehatan manusia. Pencemaran air dapat menyebabkan penyakit diare, kolera, keracunan logam berat, hingga kanker. Pencemaran tanah dapat mencemari rantai makanan melalui tanaman dan hewan.
- Krisis pangan. Tanah yang tercemar logam berat, pestisida, atau limbah industri akan kehilangan kesuburan dan menghasilkan pangan yang berbahaya apabila konsumsi.
- Kehilangan keanekaragaman hayati. Ekosistem perairan rusak akibat eutrofikasi (proses peningkatan nutrien seperti nitrogen dan fosfor di perairan yang menyebabkan ledakan alga dan penurunan kualitas air) dan limbah kimia, sementara tanah yang tercemar mengurangi mikroorganisme penting dan merusak habitat alami.
- Pencemaran air tanah. Bahan kimia berbahaya dari tanah dapat meresap ke akuifer, membuat air tanah tidak layak minum dalam jangka panjang.
- Dampak sosial-ekonomi. Biaya kesehatan meningkat, produktivitas pertanian menurun, dan masyarakat miskin paling rentan karena akses terbatas ke air bersih dan pangan sehat.
- Perubahan iklim. Tanah yang rusak kehilangan kemampuannya dalam menyerap karbon, mempercepat pemanasan global.
Ritual-Ritual Mikro yang Berdampak Makro



Mengingat urgensinya, menjaga kelestarian Bumi tak bisa ditunda-tunda lagi. Lalu apa yang bisa kita lakukan? Well, setidaknya ada tujuh hal yang bisa kita lakukan. Di antaranya, mengurangi penggunaan plastik sekali pakai, mengelola sampah rumah tangga dengan benar, menghemat air, memilih produk ramah lingkungan, mendaur ulang, ikut menjaga kebersihan sungai dan lingkungan, serta berperan aktif dalam edukasi ramah lingkungan.
Di tengah kompleksitas masalah lingkungan global, saya percaya bahwa perubahan besar dimulai dari langkah kecil. Maka sebagai ikhtiar, saya memilih untuk memulai dari rumah. Salah satunya dengan memilih produk-produk pembersih yang ramah lingkungan.
Mengapa memilih produk ramah lingkungan ini penting? Sebab setiap kali kita menggunakan produk pembersih, sisa busa dan air cucian pasti mengalir ke saluran pembuangan. Dan tahukah Anda, jejaknya tidak berhenti di situ? Ada dua kemungkinan: bahan kimia di dalamnya bisa terurai dengan bantuan mikroorganisme, atau justru menetap dan mencemari lingkungan. Inilah perbedaan besar antara pembersih ramah lingkungan dengan pembersih yang tidak ramah lingkungan.
Tahapan Proses | π Ramah Lingkungan | βTidak Ramah Lingkungan |
---|---|---|
Komposisi Produk | Plant-based surfactant, biodegradable, tidak beracun. | Surfaktan sintetis, klorin, amonia, bahan kimia berbahaya. |
Penggunaan Harian | Aman digunakan setiap hari, tidak menimbulkan residu berbahaya. | Berisiko iritasi, residu kimia menumpuk di permukaan. |
Air Cucian Masuk Saluran Pembuangan | Limbah mudah terurai, tidak merusak mikroorganisme air. | Limbah sulit terurai, merusak ekosistem perairan. |
Dampak ke Tanah dan Air | Minim pencemaran, tidak merusak akuifer atau kesuburan tanah. | Potensi pencemaran air tanah, eutrofikasi, degradasi tanah. |
Efek Jangka Panjang | Mendukung siklus air bersih dan tanah sehat. | Menurunkan kualitas air dan tanah, mempercepat kerusakan lingkungan. |
Dampak Sosial | Meningkatkan kesadaran ekologis, bisa diakses masyarakat luas. | Biaya kesehatan dan lingkungan meningkat, akses terbatas. |
Atas kesadaran itulah saya mulai lebih selektif dalam memilih produk pembersih yang digunakan sehari-hari di rumah. Saya ingin memastikan bahwa produk yang saya pakai tidak hanya efektif membersihkan, tetapi juga lebih aman bagi keluarga dan lingkungan.
Khusus untuk kebersihan kamar mandi, pilihan saya jatuh pada Yuri Antibacterial Bathroom Cleaner. Ada beberapa alasan mengapa saya memilih produk dari Yuri Indonesia ini.
-
Plant-based Surfactant
Yuri Bathroom Cleaner menggunakan plant-based surfactant sebagai bahan utamanya. Bahan pembersih yang berasal dari tumbuhan, lebih ramah lingkungan, dan tetap efektif mengangkat kotoran.
-
Aman Digunakan Setiap Hari
Idealnya, kamar mandi dibersihkan setiap hari dan seminggu sekali untuk deep cleaning. Nah, karena kandungan bahan ramah lingkungannya, Yuri Bathroom Cleaner aman digunakan setiap hari.
-
Hasil Mantab!
Produk-produk Yuri memang tidak pernah mengecewakan. Kamar mandi saya menjadi bersih, bebas dari lumut dan jamur, serta wangi. Untuk ulasan lebih detail, saya bahas di sub-bab selanjutnya, ya.
-
Multi-surface Cleaner
Dapat digunakan di berbagai permukaan. Tidak hanya lantai dan keramik kamar mandi, tetapi juga plastik, kayu, batu, hingga stainless steel. Saya suka poin ini karena praktis, tidak perlu membeli banyak produk berbeda untuk membersihkan rumah.
-
Antibacterial Action
Buat saya, kamar mandi yang bersih bukan hanya soal terlihat mengilap, tapi juga bebas dari bakteri penyebab bau dan penyakit. Dengan Yuri Bathroom Cleaner, saya merasa lebih tenang karena tahu keluarga bisa menggunakan kamar mandi dengan lebih aman dan higienis.
-
Ramah di Kantong
Meski produk berbahan ramah lingkungan biasanya lebih mahal, harga Yuri justru terjangkau. Botol 500 ml hanya Rp16.100, dan isi ulang 375 ml cukup Rp7.600. Selain itu, produk-produk Yuri juga mudah ditemukan, tak perlu ke supermarket besar untuk membelinya.
Review Kinerja Yuri Bathroom Cleaner
Setelah beberapa hari menggunakan Yuri Antibacterial Bathroom Cleaner dalam rutinitas harian membersihkan kamar mandi, saya mulai memperhatikan bagaimana produk ini bekerja. Bukan hanya dari segi kebersihan, tapi juga dari dampaknya terhadap kenyamanan, efisiensi, dan nilai ekologis yang saya harapkan.
Sebelum Dibersihkan

Ini sudut kamar mandi yang paling parah. Sudut yang kerap luput dari perhatian karena lebih sering digunakan untuk menyimpan ember-ember berisi cucian. Jadi meskipun kamar mandi rutin saya bersihkan dengan deterjen, kotoran di sudut ini tetap menumpuk, apalagi ada lumut dan kerak yang sudah lama menempel.
Oh ya, mohon maaf apabila kondisinya yang kotor membuat Anda tidak nyaman. π
Dari hasil riset tipis-tipis, jamur hitam yang ada di dinding itu adalah Stachybotrys Chartarum, sering disebut dengan black mold. Jamur ini dapat berbahaya bagi kesehatan manusia karena dapat menyebabkan gangguan pernapasan seperti batuk dan pilek. Bisa juga menyebabkan iritas pada mata atau kulit.
Sebagai penyandang gelar alergian "tersertifkasi", tentu saja spora jamur-jamur ini kerap membuat saya terbatuk-batuk parah.
Sesudah Dibersihkan

Jujur, awalnya saya tidak berharap banyak mengingat kondisi kamar mandi saya kotor sekali, dengan kerak, jamur, dan lumut yang sudah lama menempel.
Setelah pemakaian pertama di hari pertama, kotoran memang belum hilang sepenuhnya. Tapi saya lihat ada perubahan, lumut dan jamur mulai memudar.
Setelah pemakaian kedua, kerak-kerak di lantai, dinding, dan nat mulai ikut terangkat. Permukaan yang tadinya kasar saat disentuh mulai terasa lebih halus.
Pada hari kedua, saya kembali mengulangi ritual membersihkan kamar mandi. Hasilnya makin terlihat nyata. Lantai terlihat lebih cerah, nat yang semula hitam mulai kembali ke warna aslinya, dan bau apek berangsur hilang. Akhirnya, setelah pembersihan rutin beberapa hari, kamar mandi yang awalnya terlihat sangat kotor dan kusam berubah jadi jauh lebih bersih dan segar.
Kesimpulannya, saya puas dengan kinerja Yuri Antibacterial Bathroom Clenaner dan akan dengan senang hati merekomendasikannya kepada Anda. Terutama yang mengalami masalah serupa.
Dari Yuri untuk Bumi
Dengan adanya produk-produk kebersihan yang aman bagi kelestarian Bumi, ritual membersihkan rumah terasa lebih memiliki arti. Selain membuat kita dan keluarga menjadi sehat, bahagia, dan produktif, juga memberi kontribusi dalam menjaga lingkungan agar tetap lestari.
Untuk itu, saya juga harus berterima kasih pada Yuri atas komitmennya dalam membuat produk-produk yang ramah lingkungan selama tiga dekade. Saya tunggu Porstex versi biodegradable-nya. π
Barangkali Anda bertanya-tanya, apakah dengan memilih produk-produk ramah lingkungan akan mengurangi pencemaran? Apakah ritual yang kita lakukan sehari-hari akan membawa perubahan? Jawabannya adalah ya.
Percayalah, usaha sekecil apa pun yang kita lakukan akan berdampak besar. Bagi kebersihan dan kesehatan kita dan keluarga. Bagi air, tanah, lingkungan, Bumi, dan seluruh makhluk hidup di dalamnya. Karena setiap tetes air yang kita jaga, setiap jengkal tanah yang kita rawat, adalah warisan untuk generasi berikutnya.(eL)
Catatan:
- Artikel ini diikutsertakan dalam "LOMBA BLOG YURI INDONESIA X BLOGGER FLP JAWA TIMUR"
- Teks: Langit Amaravati
- Foto: Langit Amaravati
- Ilustrasi: Freepik
- Ikon: inipagistudio (Flaticon)
Daftar Pustaka:
- United Nations Department of Economic and Social Affairs, Statistics Division. The Sustainable Development Goals Report 2024: Goal 6 - Clean Water and Sanitation. United Nations, 2024, https://unstats.un.org/sdgs/report/2024/Goal-06/
- Connor, Richard, and Michela Miletto, editors. The United Nations World Water Development Report 2022: Groundwater - Making the Invisible Visible. UNESCO World Water Assessment Programme, 2022. https://www.unesco.org/reports/wwdr/2022/en/download
- Food and Agriculture Organization of the United Nations (FAO). Increased Soil Contamination Puts Food Safety and Food Security at Risk. FAO Newsroom, 5 Dec. 2018, https://www.fao.org/newsroom/detail/Increased-soil-contamination-puts-food-safety-and-food-security-at-risk/en